Satu Lagi Karya Penulis Best Seller Khalifa Bisma Sanjaya
SENI MENGUKIR NASIB
Stop menggantungkan nasib hidupmu kepada pemerintah, orang tua atau paman. Mulailah berfikir, membuat rencana, berusaha hingga tercapai cita-citamu – because You’re Strong
Today Matter
Hari ini adalah hari yang paling penting dalam kehidupan kita karena:
- Hari kemarin, sudah tidak milik kita lagi.
- Hari esok, juga bukan milik kita karena kita tidak tahu apakah di hari esok raga kita masih hidup atau tidak.
Hari ini, itulah kepunyaan kita satu-satunya. Berusahalah maksimal. Semua action kita bertahun-tahun akan terakumulasi membentuk sebuah kata yang bernama nasib. Begitulah aturan mainnya, tak kurang tak lebih. Ingin nasib anda membaik?
Dulu tanah masih luas sehingga banyak pemuda yang bisa mencari nafkah di lahan. Mereka bisa sukses karena lahan yang luas.
Itu semua adalah masa lalu
Lha sekarang, jumlah penduduk negeri ini sudah di atas 300 juta jiwa, lahan pertanian semakin sempit, bahkan banyak pemuda yang tak dapat warisan tanah
Mereka bernyanyi seperti ini: Indonesia tanah airku, tapi tanah gak ikut punya, wkwkwk
Trus mau kerja apa?
Dulu manusia bisa mengandalkan alam untuk mencari uang, kini kamu harus mengandalkan otak supaya dapat duit. Dulu orang mengekploitasi alam supaya dapat duit, kini orang mengeksploitasi otak supaya dapat duit.
Begitulah salah satu seni mengukir nasib di jaman now.
Andalkan otak yang sudah diberikan Allah kepadamu. Belajarlah yang giat, jadilah ahli dalam disiplin ilmu tertentu, bersemangatlah dalam inovasi, maka kamu bisa dapat duit.
Tetapi jika kamu malas, kepandaian pas-pasan, duh… trus gimana ntar mengukir nasib? Hanya pasrah doang? Saatnya membaca buku ini.
Mintalah
Beratnya PR Kehidupan
Nasib, ujian dan kesulitan adalah PR kehidupan yang lumayan berat untuk kita semua. Dik, mintalah nasihat apa aja kepada ayah, ibu, nenek, kakek, tokoh, guru, ustadz atau orang yang Adik kagumi atas keilmuannya. Mintalah, maka mereka akan senang hati untuk memberikannya kepadamu. Kita membutuhkan ilmu dan pemikiran yang banyak dan melimpah, jadi… mintalah nasihat sehingga deretan kalimat itu akan memudahkanmu.
Apakah meminta nasihat itu sesuatu yang hina? Hehehe, enggaklah. Nabi Muhammad meminta ‘masukan’ dari para sahabat tentang bagaimana cara menghadapi musuh yang akan menyerang kota Medinah. Meminta nasihat itu melambangkan dirimu sangat mencintai ilmu, bisa melihat jauh ke depan dan tipe manusia penuntas masalah. Wow, hebat, kan?
Bagaimana nasib bisa berubah kalau kita tak mau merubahnya.
Membuang-buang waktu di depan Gadged sambil terus berharap mempunyai nasib yang baik sama halnya dengan mempunyai lahan kosong tapi berharap tumbuh padi yang subur
Gak usah menunggu ngungsep dulu baru ada niat untuk merubah nasib. Sekaranglah saat yang tepat untuk berusaha, berusaha dan berusaha.
Jadikanlah setiap hari itu penting, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mewujudkan keinginanmu, senantiasa rajin ibadah dan patuh orang tua maka kamupun akan melihat hasilnya.
Cintailah ilmu maka kekuatanmu untuk mengukir nasib akan semakin meningkat drastis
Ilmu Kebutuhan
Salah Satu Model Seni Mengukir Nasib Jaman Now
Sekarang ini sudah tak ada lagi tempat untuk orang-orang tidak/ kurang/ agak pandai. Rumah sakit hanya membutuhkan dokter-dokter pandai. Kontraktor besar hanya membutuhkan engineer-engineer pandai. Hotel hanya membutuhkan koki-koki pandai. Bahkan kita sendiri saat akan membangun rumah, hanya butuh tukang bangunan yang pandai, bukan agak pandai. Kita sudah menabung hingga 500 juta rupiah, mau bangun rumah, andaikan tuh bangunan rumah kita percayakan kepada tukang yang agak pandai, ntar kalau rumah jadi trus ada pondasi yang retak, gimana bro? Jadi… hanya orang-orang pandailah yang akan bisa kerja. Sedangkan yang agak pandai atau kurang pandai, hmm… nganggur deh. Begitulah salah satu model mengukir nasib di jaman sekarang. Pelajari buku ini lebih detail.
Laut Yang Tenang Tidak Pernah Menghasilkan Pelaut yang Tangguh
Allah sengaja memberi ujian dan ujian kepada manusia hingga dia meninggal. Tujuannya apa? Sesuai dengan sabda Nabi, “Barangsiapa dikehendaki Allah menjadi orang yang baik, maka dia diberi ujian.” Iya, tujuannya satu… supaya kamu menjadi khairan yaitu baik. Kenyataannya memang seperti itu, di dunia ini lebih sering sedihnya daripada gembiranya karena memang dunia ini tempatnya belajar dan ujian, bukan tempatnya bersenang-senang. Terima saja ujian itu maka nasibmu pasti membaik. Bersama buku ini mari kita menjawab ujian-ujian Allah dengan cerdas.
Tentang Penulis
Nama asli saya adalah Mohamad Nur. Nama pena: Khalifa Bisma Sanjaya. Lahir di Kabupaten Pati tanggal 7 Juli 1976. Domisili di Sleman Yogyakarta. Selain sebagai penulis, saya juga seorang penceramah, da’i dan trainer Gramedia Academy. Jika ingin mengundang saya untuk acara pengajian/ ceramah/ seminar/ pelatihan… silakan hubungi. 0812-2993-3301.
Khalifa Bisma Sanjaya
Books By Khalifa Bisma Sanjaya:
(Silakan tekan judulnya)